ragasportnews.com – Maria Kristin kini hidup bahagia dengan keluarga kecilnya. Sebelum itu, dia mengukir banyak prestasi di dunia bulu tangkis, termasuk meraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008. Maria adalah tunggal putri Indonesia terakhir yang meraih medali olimpiade.
Maria gantung raket pada 2012 silam. Setelah itu, dia dikabarkan sempat menjadi pelatih bulu tangkis U-15 dan U-14 di kub lamanya, PB Djarum, pada 2014.
Baca juga : Nekat Ganti Raket di Final Olimpiade Tokyo 2020 Jadi Bukti Kepercayaan Greysia pada Apriyani
Maria pun menikahi Andri Setianto pada 2016. Maria bertemu dengan Andri di Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2015.
Saat itu, dia menjadi tim pencari bakat dan Andri adalah kamerawan salah satu TV swasta nasional. Rumah tangga mereka dikaruniai dua buah hati yaitu Maria Prisha Swastika (sulung) dan Nathanael Shankara Abinaya yang lahir pada Juli 2020.
Maria kini sibuk dengan kehidupannya sebagai ibu rumah tangga. Akan tetapi, dia dulu merupakan andalan Indonesia di sektor tunggal putri.
Dilansir dari situs resmi PB Djarum, Senin (9/8/2021), wanita yang lahir di Tuban 36 tahun lalu itu mengawali karirnya di PB Djarum pada 1998. Bakatnya diasah di klub yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah itu.
Wanita bertinggi 169 cm itu memiliki catatan prestasi yang apik pada awal kariernya di ajang internasional. Beberapa prestasi Maria adalah juara Indonesian Satellite 2002 sampai 2003, Singapore Satellite 2004, dan juara Cheers Asian Satellite 2006.
Dia pertama kali membela Indonesia pada tahun 2002 dan memutuskan untuk pensiun dini pada 2012 karena cedera lutut yang berkepanjangan. Dalam 10 tahun kariernya di dunia bulu tangkis internasional, dia mempersembahkan beberapa gelar untuk Indonesia.
Pada gelaran SEA Games 2007, Maria menggaet dua medali emas dari nomor tunggal putri dan nomor beregu putri. Prestasi terbaiknya tersaji saat tampil di Olimpiade Beijing 2008, ketika dia mempersembahkan medali perunggu dan menjadi yang terakhir bagi tunggal putri Indonesia sampai Tokyo 2020.