Ragasportnews.com – Kevin Cordon akan menjadi lawan Anthony Ginting di nomor perunggu untuk Olimpiade Tokyo 2020. Duel keduanya diperkirakan bakal ketat mengingat Cordon sedang menanjak. Siapa sebenarnya Cordon?
Kevin Cordon adalah pemain bulu tangkis dari Guatemala yang lahir ke dunia di Zacapa 34 tahun sebelumnya. Dia adalah salah satu atlet bulutangkis veteran yang tidak dipupuk dengan cara apapun.
Baca juga : Final Bulutangkis Olimpiade Tokyo: Viktor Axelsen Tebar Psywar ke Chen Long
Selain berusia tiga tahun, Olimpiade Tokyo 2020 adalah multi-event terbesar keempat yang dia ikuti dalam panggilannya.
Cordon dibawa ke dunia di sebuah kota Guatemala yang jauh. Berbeda dengan usianya di La Union, sebuah komunitas sederhana yang berjarak empat jam di sebelah timur Guatemala City, Cordon memilih bulu tangkis sebagai pekerjaannya.
Sejujurnya, Cordon kecil diandalkan untuk menyerupai pesepakbola Inggris Kevin Keega, sesuai keinginan ayahnya. Namun, Cordon punya fantasi lain yang harus ia puaskan sebagai pebulu tangkis dunia.
“Saya juga ingin menjadi pesepakbola namun bulu tangkis datang ke dalam hidup saya. Saya memiliki fantasi (bermain di Olimpiade) di Beijing (2008),” kata Cordon kepada situs BWF.
Dia juga menunjukkan hal itu dengan membuat langkah besar dalam kehidupannya sehari-hari. Pada usia muda 12, Kevin Cordon memutuskan untuk meninggalkan orang tuanya dan bergabung dengan liga bulu tangkis. Semua itu dia lakukan untuk memuaskan fantasinya untuk bersaing di Olimpiade.
Sekitar saat itu, orang tuanya mengizinkan keinginan Cordon namun dengan dua catatan; tidak ada minuman keras dan obat-obatan. Sejak saat itu, ia mulai bergabung dengan organisasi bulu tangkis, yang mengakuinya dan memberinya persiapan, bimbingan, dan kenyamanan selama di asrama.
Setelah 20 tahun penelitian, Cordon dan orang tuanya merasakan hasilnya. Cordon tidak hanya tampil di berbagai kompetisi dunia. Dia menemukan cara untuk mengatasi bangsanya untuk muncul di Olimpiade pertamanya di Beijing 2008. Namun, kemampuannya saat itu dengan cepat terhenti di 32 terbaik.
Ia juga sering tampil di Kejuaraan Dunia dari 2009 hingga 2019 di Hyderabad, India, meski hasilnya tidak terlalu bagus, terutama 64 besar. Prestasi terbaiknya di Kejuaraan Dunia adalah saat ia tampil. di Kejuaraan Dunia London 2011. Dia tiba di perempat final area tunggal putra.
Perjuangannya untuk mencapai fantasinya tidak semulus kenyataan yang sebenarnya. Cordon beberapa kali dilumuri luka mulai dari lutut hingga luka menanggung.