Ragasportnews.com – Prestasi ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu dalam meraih medali emas di Olimpiade Tokyo memotivasi lawannya, salah satunya dari Malaysia, Pearly Tan/M Thinaah.
Greysia/Apriyani menyelesaikan stand by Indonesia untuk merebut medali emas di area putri di Olimpiade setelah mengalahkan pasangan China, Chen Qingchen/Jia Yifan, dengan skor 21-19, 21-15 di Tokyo terakhir, Senin (21/08/21).
Baca juga : Breaking News: Kevin/Marcus dan Praveen/Melati Resmi Mundur dari Korea Open 2021
Pencapaian Greysia/Apriyani membuat takjub pemain pasangan putri Malaysia, M. Thinaah, apalagi mengetahui bahwa Tokyo 2020 merupakan Olimpiade ketiga yang dimainkan Greysia.
“Saya telah menemukan bahwa seseorang tidak dapat menyerah, suatu pencapaian yang luar biasa,” kata Thinaah, dikutip dari The Star Malaysia.
“Butuh tiga Olympian (Greysia) Polii dan pasangan ketiganya (Apriyani) untuk akhirnya memenangkan dekorasi, dan bagian terbaiknya adalah dia mendapat emas!”
“Polii tidak salah lagi menunjukkan kepada semua orang bahwa usia hanyalah angka. Anda dapat memperoleh hasil yang positif selama Anda tetap antusias dan rajin.”
Penghormatan ini juga diulangi oleh rekan main Thinaah, Pearly Tan, yang sangat senang karena sebelum Olimpiade Tokyo, mereka pernah bermain melawan Greysia/Apriyani.
Pertemuan terakhir Silvery/Thinaah melawan set nomor 6 dunia adalah di perempat final Yonex Thailand Open Januari lalu. Silvery/Thinaah kalah 15-21, 12-21.
“Saya telah menyaksikan pertandingan mereka juga dan secara konsisten membayangkan diri saya bermain melawan mereka. Idealnya Thinaah dan saya dapat mewujudkan impian Olimpiade kami di Paris!” Mutiara bersumpah.
Hebat juga menambahkan bahwa inspirasi mereka untuk memenuhi semua persyaratan Olimpiade Paris 2024 juga ditentukan oleh prestasi rekan senegaranya, ganda putra Aaron Chia/Soh Wooi Yik, yang meraih medali perunggu di Tokyo.
“Aaron/Wooi Yik telah membuat kami semua sangat senang. Mereka benar-benar membangunkan saya untuk melakukan hal yang sama karena saya juga harus membuat keluarga dan negara saya senang.”
Greysia/Apriyani Membuat Sejarah di Olimpiade
Bersama Apriyani, Greysia menjadi pebulu tangkis putri ketiga yang meraih emas Olimpiade untuk Indonesia, setelah Susy Susanti pada 1992 dan Liliyana Natsir pada 2016.
Dekorasi emas itu juga menjadi gelar pertama Indonesia dalam kurun waktu yang cukup lama. Begitu lengkapnya pengamanan gelar Merah Putih di lima bidang bulu tangkis.
Pencapaian Greysia/Apriyani ini juga menyamai medali emas yang digelar Indonesia, yang saat ini telah meraih delapan gelar sejak bulu tangkis digelar di Barcelona pada 1992.