ragasportnews.com – Persebaya Surabaya di Liga 1 2019 tampil baik dengan melibatkan situasi kedua di klasemen akhir. Namun, di musim berikutnya, pasukan Bajul Ijo mengalami kesulitan dengan menyerahnya pemain pilar mereka.
Untungnya, Liga 1 2020 ditunda hingga akhirnya dibatalkan. Pasalnya, empat pemain asing asal Persebaya Surabaya berangkat secara bersamaan, yakni Diego Campos, Amido Balde, Manuchekhr Dzalilov, dan Damian Lizio.
Baca juga : Berkah Mundurnya Kick Off Liga 1 2021 Bagi Aji Santoso, Waktu Persiapan Lebih panjang
Kemudian, pemain naturalisasi Otavio Dutra dan Osvaldo Haay yang pindah ke Persija Jakarta, Ruben Sanadi yang pindah ke Bhayangkara FC, Misbakus Solikin, dan Fandi Eko Utomo.
Tak pelak kondisi saat ini membuat Persebaya Surabaya jungkir balik di musim 2020. Dari dua laga pembuka di musim 2020, Persebaya hanya terpaut 1 poin dari hasil imbang melawan Persik Kediri di laga awal, di laga berikutnya mereka kalah dari Persipura Jayapura, dan terjebak. dalam situasi kelima belas, hingga oposisi dijatuhkan karena pandemi Covid-19.
Meski begitu, Persebaya tetaplah Persebaya yang bagaimanapun juga sangat besar dengan namanya. Beberapa pemain lingkungan yang hebat telah muncul sejak kehilangan beberapa pemain menjelang awal musim 2020.
Pandemi COVID-19 membuat kelompok ini urung mempersiapkan diri. Meski demikian, informasi tentang oposisi yang digelar pada pertengahan tahun 2021 membuat pemerintahan Bajul Ijo bergerak cepat.
Verifikasi dilakukan pada kompetisi Piala Menpora 2021, meski tampil dengan 100% pemain terdekat, tim Aji Santoso memiliki opsi untuk mengambil penghormatan. Perpaduan pemain muda dari persaingan internal grup – grup binaan Persebaya menjadi ibu kota.
Rahmat Irianto yang sebenarnya adalah anak dari legenda Bejo Sugiantoro, menjadi pionir bagi pemain-pemain terdekat. Tercatat nama Koko Ari, Ernando Ari di kiper, Marcelino Ferdinand, hingga Supriadi mengisi awak Persebaya.
Nama-nama tersebut bergabung dengan pemain senior seperti Syamsul Arif, Rendi Irawan, M. Syaifuddin, dan Oktavianus Fernando menjadikan Green Force sebagai kelompok penyerang. Antusiasme dan enerjik warga Surabaya turun dibarengi dengan firasat mentor Aji Santoso, memanfaatkan kemampuan pemain muda menjadi paduan yang tidak biasa.